FENOMENA IFRS

Senin, 26 Maret 2012



Apa itu IFRS?
IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah Standar Pelaporan Keuangan Internasional yang diadaptasi oleh IASB (International Accounting Standards Board). Sebelumnya IFRS dikenal dengan IAS (International Accounting Standards). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh IASC (International Accounting Standards Committee). Lalu IASB terus melakukan pengembangan dan menamai standar – standar barunya dengan IFRS. IFRS ini berkembang dari Uni Eropa dan di awal tahun 2010 banyak diminati oleh negara lain karena model di dalamnya yang sesuai dengan kondisi ekonomi dunia saat ini, tetapi bukan berarti IFRS bisa diterapkan di suatu negara secara keseluruhan. Banyak faktor yang menjadi alasan IFRS tidak bisa diadopsi suatu negara dengan baik.

Latar Belakang Konvergensi ke IFRS
a.      Meningkatkan kualitas jasa profesi akuntansi:
·        Pelaporan keuangan
·        Jasa audit
b.      IASB:
Perlunya konvergensi:
·        Menarik investasi melalui transparansi
·        Mengurangi biaya modal (cost of capital)
·        Meningkatkan investasi global
·        Mengurangi beban
c.       Dukungan dari institusi – institusi internasional terhadap penggunaan IFRS, seperti:
·        World Bank
·        IMF
·        Basel Committee (Bank International Settlement-BIS)


IFRS bagi Indonesia
Pola konvergensi:
  1. Harmonisasi (harmonize), harmonisasi dengan IAS dilakukan Sejas 1994
  2. Adaptasi (adaptation)
  3. Adopsi secara selektif (selected adoption)
  4. Adopsi penuh (full adoption)
Direncanakan tahun 2012 menjadi full convergente dengan IAS / IFRS

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan
  1. Legislasi Negara:
    • Apakah aturan dalam IFRS tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.
    • Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengaturan yang berlaku di Indonesia. IFRS perlu diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia.
  2. Kesiapan akuntan, auditor, manajemen, regulador.
  3. Keterterapan standar.

Adopsi IAS / IFRS di Indonesia
Strategi:
  • Konvergensi secara bertahap, tidak sekaligus (big bang approach)
  • Target konvergensi hampir full adoption (95%)
  • Dual standards : big and small standards

Rencana penerapan:
  • Entitas yang memiliki tanggung jawab publik:
Pengaturan SAK terus disempurnakan ke arah full adoption IFRS hingga 2010. Secara bertahap menuju penerapan hampir full adoption IFRS hingga 2012.
  • Entitas yang tidak memiliki tanggung jawab publik:
Pengaturan SAK akan ditetapkan pada akhir 2007. Penerapan dimulai pada tahun 2008.
IAS / IFRS yang Diadopsi Penuh oleh PSAK
  1. IAS 2              Statements of Cash Flows
  2. IAS 10            Events after the Reporting Period
  3. IAS 11            Construction contracts
  4. IAS 12            Income Taxes
  5. IAS 16            Property, plant, and equipment
  6. IAS 17            Leases
  7. IAS 18            Revenues
  8. IAS 19            Employee benefits
  9. IAS 26            Accounting and Reporting by Retirement Benefits Plans
  10. IAS 32            Financial Instruments : presentation
  11. IAS 37            Provisions, Contingent Liabilities, and Contingent Assets
  12. IAS 39            Financial Instruments : recognition and measurement
  13. IAS 40            Investment Property

Program Adopsi IAS / IFRS tahun 2010
1.      IAS 7              Cash Flow Statements
2.      IAS 20            Accounting for Government Grant and Disclosure of Government Assistance
3.      IAS 24            Related party disclosures
4.      IAS 29            Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
5.      IAS 33            Earning per Share
6.      IAS 34            Interim Financial Reporting
7.      IAS 41            Agriculture

Manfaat dan Problem Konvergensi IFRS
Perusahaan Tbk di Indonesia:
Manfaat:
  • Dapat listed di bursa Internasional dengan lebih mudah dan efisien
Problem:
  • Penyajian laporan keuangan yang terinci jika tidak digunakan secara optimal, misalnya mencari pendanaan dari luar negeri, akan menimbulkan biaya tinggi.
  • Ketentuan IFRS kadangkala sulit dipenuhi karena kondisi lingkungan usa yang ada, misalnya penggunaan nilai wajar dalam pengukuran (fair value), transaksi yang tidak lazim, perpajakkan.
  • Edukasi SDM

Jika tidak mengadopsi IFRS :
  1. Perusahaan asing kesulitan menerjemahkan laporan keuangan dan menjadi hambatan menanamkan modal di Indonesia.
  2. Menghambat perekonomian dunia
  3. Aliran modal akan berkurang.
  4. Laporan keuangan tidak mengglobal.

Tetapi memang tidak mudah, diperlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal, juga membawa dampak dalam dunia bisnis dan perpajakan.


Tantangan Konvergensi IFRS
  • Pemerintah
Membuat regulasi yang selaras dengan IFRS.
Apakah seluruh BUMN akan diwajibkan menggunakan IFRS?
  • Auditor
Meningkatkan kompetensi terkait dengan pemahaman IFRS dan Standar Akuntansi.
Principle based standards vs judgement professional
  • Akademisi
Meningkatkan kompetensi
Penyesuaian silabus berbasis IFRS
Membuat buku referensi berbasis IFRS
  • Mahasiswa
Memahami dengan baik IFRS dan pengaturan yang ada di dalamnya.

Indonesian Companies Go International
  • Aneka Tambang (listed in ASX)
  • Telkom Indonesia (listed in NYSE)
  • Indosat (listed in NYSE)
  • Medco Energi International
  • Bumi Resources (Global Bond)
  • Dll.
Penggunaan IAS / IFRS di Dunia
IFRSs tidak diperkenankan : Indonesia, AS, Kanada, Jepang
IFRSs diperkenankan : Myanmar, Brunei
IFRSs dipersyaratkan untuk perusahaan tercatat tertentu : Cina
IFRSs dipersyaratkan untuk semua perusahaan tercatat : Filipina, Singapura, United Kingdom, Jerman, Perancis

  • Adopsi IAS / IFRSs sebagai standar akuntansi nasional : EU (European Union) dan New Zealand
  • Adopsi IAS / IFRSs per standar dan menyesuaikannya dengan kondisi lokal : Indonesia

IFRSs dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
Indonesia yang mana termasuk dalam negara-negara G-20 mempunyai komitmen untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Jika negara kita tidak melakukan konvergensi IFRS maka akan tertinggal dengan negara-negara lain yang mana juga dengan mengadopsi IFRS maka salah satunya World Bank akan menganggap investasi di Indonesia masih berisiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) belum IFRS.

Sumber:
Seminar PSAK vs IFRS di Universitas Gunadarma oleh Etty R. Wulandari. Bapepam-LK
Overview Adopsi IFRS oleh Sri Yanto. Technical Director. The Indonesian Institute of Accountants